tiada cahaya


gelap gulita lilin tak bercahaya
senyap suara
jam berhenti tak berdetak
hitam menjelaga

sepi ini menusuk hati

di mana cahaya yang kunanti?
secercah belaka tak apa

oh, sekian lama hampa cahaya
akhirnya seberkas sinar menerangi juga

ternyata alam yang gulita
memberi arti terima kasih
pada sang cahaya

ditulis di sunyi hari senin 18 januari 2010

16 responses to this post.

  1. ckckckck indah jga sair puisi mu… EH… aq leh minta fb km….????
    buat nambah tmn di dunia maya…. yayabahtiar.wordpress.com

    Balas

  2. Bila kaum ulama dan negarawan sudah tak mampu menegakkan tiang kebenaran, sastrawan berbicara….

    Balas

  3. hm…kira-kira makananya apa yah? dimanakah cahaya?

    Balas

    • Cahaya di mana-mana, cahaya matahari, bintang, bulan, lisrik. yang terpenting cahaya iman di hati. Makna puisi terserah pembaca menafsirkan, ide nulisnya waktu gelap karena PLN listriknya mati, sementara sinar lilin sdh habis, gitu….Terima kasih Blumis!

      Balas

  4. gelap? pake senter aja mas..

    Balas

  5. Posted by mandor tempe on 22 Januari 2010 at 11:19 am

    Gelap gulita ternyata memberikan jawaban ternyata cahaya itu sangat dibutuhkan. Kalau tidak tahu gelap maka jarang sekali kita serius dengan cahaya.

    Balas

  6. Betul, kita berterima kasih pada PLN tidak pernah begitu listrik mati baru deh ribut komplian, nah ketika sdg hidup mesti berterima kasih. Cahaya imanlah yang harus terus kita pelihara jangan sampai redup apalagi pudar. Terima kasih Mas Mandor!

    Balas

  7. Fantastic post, I really like your style.

    Balas

  8. sederhana namun enak tuk dibacanya
    mari saling berbagi ilmu
    salam hanagt dari blue

    Balas

  9. Ma kasih, salam hangat kembali blue!

    Balas

  10. Posted by darahbiroe on 9 Februari 2010 at 1:53 am

    saya takud gelapzzz..

    ini saya berkunjung lagi n saling mengunjungi ajah salam persahabtan

    makasih

    Balas

Tinggalkan Balasan ke jendelakatatiti Batalkan balasan