anggrek kuning mekar di halaman disapa angin
yang lewat diam-diam
ada kupu-kupu hitam terbang sendiri
mengejar apa hanya dia yang tahu
sembilu air hujan menerpa wajahku
sakit bagai disilet
hanya sesaat yang tinggal
hanya dingin kupu-kupu hitam
sembunyi takut pada hujan
angin pun terhenti
hanya bunga yang berteman dengan tetes-tetes air
diucapkannya terima kasih dengan anggukan pada
sang hujan
bisu waktu senyap suara manusia
hanya langit yang bicara
entah di diamnya hati
hening tiada gerak
seakan bumi dan langit menyatu dalam diri
indahnya hidup teraih
inikah puisi kehidupan?
mendengarkan burung, daun, angin
mengeja langit, cakrawala
tak usah diskusi berbusa-busa
sunyikan diri, serap alam dan seisinya
ah, betapa dekatnya bahagia
temukan hakikatmu, dalam heningmu
diri sejati kan menyapa
ditulis kala berlatih menyepi jumat 19 maret 2010