Batik Gumelem dan Keramik Klampok Kerajinan Khas Banjarnegara


Hari Minggu 21 November saya dengan suami dan Bu Yus guru PKK serta Bu Tatik guru IPS pergi ke Gumelem , Susukan Banjarnegara . Kami sudah lama merencanakan pergi ke sentra penghasil batik khas Banjarnegara, namun baru terlaksana kemarin.

Perjalanan yang dimulai pukul 07.30 lancar saja dan kami sampai di Gumelem Kulon pukul 09.00. Setelah bertanya-tanya dan sedikit kesasar akhirnya kami menemukan sentra batik Tunjung Biru milik Mas Suryanto. Setelah masuk ke show room, wow….kami terpukau dengan keindahan batik Gumelem yang indah beraneka warna dan beragam corak. Bahkan teman saya langsung memilih batik warna merah cerah dengan motif bunga dan daun . Akhirnya kami kembaran bertiga memilih batik warma merah cerah tadi.

Kami pun berjalan ke belakang setelah mohon izin Mbak yang menunggu ruang pamer. Di rumah bagian samping beberapa pekerja sedang sibuk membatik. Belakangan kami diberi penjelasan kalau mereka ada yang sedang klowongi, dan nembok . Karyawan Tunjung Biru ada 120 orang. Yang membatik di rumah Mas Yanto hanya 20-an orang, yang lain mengambil kain mori dan malam untuk kemudian mengerjakan batik di rumah.

Mas Yanto sendiri tidak menemui kami karena beliau sedang merias pengantin di Panggisari, Mandiraja. Selain seniman batik yang selalu kreatif mengkreasikan motif-motif baru, Mas Yanto juga perias pengantin yang mumpuni. Sudah puluhan bahkan mungkin ratusan motif beliau telurkan. Setelah motif batik digambar di atas kain, diklowongi, dicelup warna, ditembok, dicelup lagi dan seterusnya tergantung mau berapa warna dalam sehelai kain itu. Selanjutnya proses mlorot atau menghilangkan malam dari kain yang telah dibatik. Motif terbaru yang dibuat Mas Yanto judulnya Merapi Erupsi. Sangat bagus terinspirasi gunung Merapi yang memuntahkan lava.

Berikut proses membatik yang dilakukan di Gumelem:

1. Menggambar motif.

2. Ngandang, nyowong , memagari motif.
12905196461468267376

Melihat proses batik di Gumelem Banjarnegara

3. Dicelup warna.

4. Ditembok, nembok menutup motif dengan malam.

5. Dicelup warna lagi untuk warna dasar.

6. Jika proses mewarnai selesai dilorot malamnya.

Motif batik Gumelem yang tradisional antara lain : Cebong Kumpul (anak katak berkumpul), Kawung Beton, dan Parang Juanda. Sejarah batik Gumelem sendiri telah lama semenjak Gumelem masih berbentuk Kademangan, dengan Demang yang berasal dari Yogyakarta. Rupanya beliau juga membawa budaya batik Mataram ke Gumelem, Banjarnegara. Namun lebih berkembang sejak Pemkab Banjarnegara mewajibkan Pegawainya untuk mengenakan batik Gumelem tisp hari Sabtu sekitar tahun 2006. Bahkan akhirnya batik dikenakan setiap hari Kamis dan Jumat . Masyarakat umum juga mau dan bangga memakai batik Gumelem yang motif dan warnanya ternyata disukai masyarakat Banjarnegara. Mereka bahkan bangga jika memakai batik Gumelem, karena artinya memakai batik tulis khas Banjarnegara.

Pengaruh penghargaan dan pengakuan UNESCO dengan mengakui batik sebagai warisan budaya dunia juga turut mendorong tumbuhnya industri batik rakyat di Gumelem.

Selain pewarna buatan batik Gumelem juga dibuat menggunakan pewarna alam. Pewarna yang digunakan antara lain:

1. Kayu secang untuk warna merah

2. Daun mangga untuk warna hijau kehitaman.

3. Daun kangkungan untuk warna hijau

4. Sabut kelapa warna coklat

5. Kayu tingi, tunjung, dan air kapur sirih untuk pengunci warna.

Batik Tunjung Biru sendiri berdiri sejak tahun 2005. Harga kain batik dari yang termurah Rp 75.000.00 sampai yang mahal dengan beberapa warna , kain mori halus, motif rumit berkisar antara Rp 250.000,00 sampai Rp 400.000,00. Kain mori kualitas terbagus Kencana Emas. Sedang batik dari akin sutra lebih mahal lagi.

Karyawan dibayar secara borongan, contoh nemboki 1 kain dihargai RP 5.000,00. Sehari untuk motif sederhana bisa menyelesaikan 2-3 kain, jika motifnya rumit hanya menghasilkan satu kain. Murah sekali ya? Namun dengan upah murah inilah kita dapat membeli kain batik tulis dengan harga terjangkau.

Puas berkeliling dan tanya ini itu , juga memotret sampai-sampai saya disnagka wartawati, kami pun membeayar kain merah yang telah dipilih, dan murah banget karena beli 3 cukup membayar Rp 200.000,00. Sedang suami melilih dua potong hem batik lengan pendek dengan harga masing-masing Rp 100.000,00. Super murah!

Kami pun berpamitan, menyampaikan terima kasih kepada Mbak dan Mas penjaga ruang pamer yang sudah mau menjelaskan panjang lebar dan mau pula mengikuti kami yang sibuk melihat-lihat dan bertanya tentang semua hal batik Gumelem. Mereka ramah dan antusias menerangkan dan menemani kami.

Perjalanan pulang, melewati Klampok, tak mau melewatkan kesempatan kami turun di sentra keramik Usaha Karya yang ada di jalan Purworejo Klampok di utara jalan. Saya sih membeli teko untuk menyeduh teh . Teko terbuat dari tanah liat itu harganya murah meriah Rp 7.000,00. Asbak kecil saya pilih harganya hanya Rp3.000,00. Wah dengan uang sepuluh ribu saya dapat teko dan asbak!

Dengan ramah Mbak Yanti pemilik Usaha Karya mengajak kami berkeliling ruang pamernya yang luas dan sejuk. Menurut Mbak Yanti bahan baku berupa tanah liat berasal dari Tanah Putih Wonosobo, Kebumen dan Ajibarang. Karyawan di Usaha Karya ada 18 orang. Harga keramik termahal berupa guci yang tingginya sekitar 2 meter seharga Rp 2.700.000,00. Sedang yang murah asbak, vas bunga, teko. Bahkan untuk suvenir pengantin jatuhnya satu suvenir bisa hanya Rp 500,00-Rp1000,00 . Sungguh murah untuk barang seindha itu!

Perjalanan kami lanjutkan, namun karena perut lapar kami berhenti di warung rujak sebelah kantor pos Klampok. Warung milik Ibu Tarsiyem yang masih kentara gurat-gurat kecantikannya di usia 80 tahun. Rujak Klampok terkenal karena sambal rujaknya kental, kacang tanahnya banyak. Kacang tanah sebagi bahan sambal rujak tidak digoreng tapi disangrai. Yang mengulek rujak hanya Mbah Tarsiyem saja, kalau karyawannya rasanya jadi beda. Mungkin karena tiap beli rujak yang mengulek pasti mbah Tarsiyem. Rujaknya ada dua macam, rujak buah dan rujak kangkung dengan harga sama-sama Rp5.000,00. Dihidangkan juga mendoan hangat yang hemmm …enak banget! Kami pun memesan rujak, 2 rujak buah dna dua porsi rujak kangkung. Minumnya 3 gelas es teh, dan makan mendoan 7 buah. Setelah selesia menikmati rujak yang kental, enak, pedas saya membayar dan untuk kami berempat , enak, kenyang hanya membayar Rp33.000,00.

Konon Mbah Tarsiyem pernah sampai ke Belanda untuk membuat rujak, karena diajak salah satu pelanggannya yang sekarang tinggal di sana. Pelanggan Mbak Tarsiyem beragam dari tukang becak sampai orang kaya bermobil bagus. Padahal warungnya sangat sederhana, berlantai tanah, berdinding gedeg alias anyaman bambu dna papan. Namun jendela yang lebar dan keramahan pemilik warung serta karyawannya yang ada 4 orang membuat pelanggan betah mengunjungi warung rujak ini. Rupanya rasa itulah rahasia warung kuliner di mana pun, tempat ternyata menjadi nomor sekian!

Demikanlah perjalanan di hari Minggu yang berkesan, kami dapat ilmu, berwisata , pulang bawa oleh-oleh batik dan keramik, dua oleh-oleh khas Banjarnegara kebanggaan masyarakat Banjarnegara.

Banjarnegara, 23 November 2010

Pembatik

Pembatik di Gumelem

17 responses to this post.

  1. Posted by Sang Penjelajah Malam on 24 November 2010 at 4:53 am

    Mau donk batiknya, kapan-kapan ke sana ach

    Balas

  2. Ayo Mas Andy ke Gumelem Banjarnegara, dijamin penginnya borong batik, bagus dan harga terjangkau.

    Balas

  3. Seru sekali weekendnya Mba. Tapi itu batik mahal ya sampai harganya segitu. Pasti bagus sekali ya Mba?

    Balas

  4. Seru dan asyik Mbak Sya, batiknya bagus, buatan tangan alias batik tulis.Kalau mbak Sya ke sana pasti suka. Terima kasih kunjungannya.

    Balas

  5. seru tuh mbk.
    kalau mau kesana, pke ngurus surat perizinan sgala gk mbk?
    trims sbelumnya buat infonya.
    visit my blog : faufaufau.wordpress.com
    🙂

    Balas

  6. Seru Mbak, nggak perlu surat izin kok. Mereka suka kalau kita datang dan antusias menjelaskan tentang proses membuat batik tulis. Ma kasih kunjungannya, sukses tuk blognya.

    Balas

  7. Posted by mandor tempe on 10 Desember 2010 at 1:42 pm

    lha ini berkunjung ke pembuatan batik kok gak ngajak-ajak. Saya kan juga pengen.

    Balas

  8. Yuk Pak, sekarang saya mau lho ngantar! Batiknya bagus-bagus dan indah pasti Bapak suka! Terima kasih kunjunganya Pak Mandor.

    Balas

  9. Posted by Monik on 31 Desember 2010 at 10:02 am

    Wah, saya ingin juga melihat langsung. Apakah ada alamatnya Mbak?

    Balas

  10. Boleh, silakan. Ini alamatnya Desa Gumelem Kulon, Susukan Banjarnegara. Nama pemiliknya Mas Suryanto, Batik Tunjung Biru.

    Balas

  11. Posted by adhy on 27 Desember 2011 at 4:07 pm

    mas Suryanto sekarang sudah punya showroom batik di jalan Semampir km.3

    Balas

  12. Terima kasih tambahannya Mas Adhy. Di Purwokerto ya?

    Balas

  13. Posted by Himma on 26 Maret 2012 at 4:30 am

    mb…bisa mnta no,hp pmilik showroom batik ap tidak,sya lgi btuh batik banjarngara untuk pagelaran busana.suwun…..

    Balas

    • Ini nomor HPnya Mbak Himma Mas Yanto 08122767981. Semoga sukses pagelaran busananya, amin. Oh ya di mana pagelaran busananya akan digelar? Terima kasih sudha berkunjung, salam.

      Balas

  14. Posted by Wahyu M. (SMANSABARA) on 23 September 2012 at 2:24 pm

    umm.. bisa tidak ya kalau suatu saat nanti batik Gumelem disosialisasikan ke sekolah2 supaya semua anak banjarnegara lebih dekat dengan batik hasil Kabupatenya sendiri .. ?

    Balas

    • Bisa kalau tiap sekolah mau mengenalkan batik Gumelem ke anak didiknya. Syukur kalau batik dijadikan ekstra kurikuler. Terima kasih Mas Wahyu, saya juga alumni SMAN 1 Banjarnegara (lulus tahun 1988).

      Balas

    • Bisa kalau mau. Di ekstra kurikuler bisa kok sekolah membuat ekskul batik gumelem. Sekolah saya sudah melakukan. Terima kasih Mas Wahyu M.

      Balas

Tinggalkan komentar